BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang Masalah
Dalam buku ini, Ellen J. Langer menggugat tujuh mitos atau
cara berpikir yang begitu mengakar, yang merusak proses pembelajaran. Ellen
juga menjelaskan bagaimana kita dapat menghindari efeknya yang melemahkan dalam
berbagai situasi.
Tujuh mitos pembelajaran yang
menyesatkan tersebut adalah:
1.
Kemampuan-kemampuan
dasar harus dipelajari dengan baik sehingga menjadi sifat dasar kedua.
2.
Memerhatikan
berarti tetap berfokus pada satu hal dalam satu waktu.
3.
Menunda
kepuasan itu penting.
4.
Penghafalan
tanpa berpikir kritis diperlukan dalam pendidikan.
5.
Lupa
adalah masalah.
6.
Kecerdasan
berarti mengetahui “apa yang ada di luar sana”.
7.
Ada
jawaban yang benar dan salah.
Mitos-mitos
ini merusak pembelajaran yang benar. Mitos tersebut melumpuhkan kreativitas,
membungkam pertanyaan kita. Di sepanjang buku ini, Ellen menelaah mitos-mitos
tersebut, kadang-kadang lewat percobaan yang dilakukan di Harvard dan di tempat
lain. Penelaahan juga dilakukan dengan pencerahan yang didapat dari berbagai
hikayat dan cerita rakyat dari segala penjuru dunia. Proses menjungkirbalikkan
mitos-mitos ini memunculkan pertanyaan-pertanyaan tertentu tentang sifat
kecerdasan. Buku ini menawarkan gagasan-gagasan sederhana untuk melepaskan
cengkeraman mitos-mitos yang melemahkan tersebut.
Baik
dalam pembelajaran yang bersifat praktis ataupun teoretis, personal atau
interpersonal, mencakup konsep-konsep abstrak (mis: fisika) atau keterampilan
nyata (mis: olahraga), cara suatu informasi dipelajari akan menentukan
bagaimana, mengapa, dan kapan informasi tersebut digunakan. Buku ini membahas
bagaimana tujuh mitos di atas mengunci kita dalam kebiasaan pembelajaran yang
kaku dan menawarkan kunci menuju pendekatan yang lebih fleksibel dan produktif.
Langer
mendukung ide-ide dan sarannya dengan hasil penelitian yang menunjukkan,
misalnya bahwa penurunan ingatan yang umumnya diterima sebagai konsekuensi
penuaan, dialami oleh orang Amerika yang memiliki keyakinan itu. Namun
penurunan ingatan serupa tidak terjadi pada masyarakat yang tidak memiliki
keyakinan seperti itu.
Dia menunjukkan bagaimana perubahan sederhana
pada cara penyajian materi pelajaran fisika dapat memengaruhi kemampuan siswa
dalam menggunakan informasi dari materi tersebut secara kreatif. Dengan
contoh-contoh penelitian yang telah dilakukannya, dia berhasil menjelaskan kesalahan-kesalahan
umum yang terlanjur diterima dalam metode pembelajaran kita. Buku ini merupakan
pegangan bagi siapa saja yang bergerak di bidang pendidikan atau ingin membuat
kegiatan belajarnya menghasilkan pengaruh yang lebih besar.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan dan
juga guna mengetahui tentang ketujuh mitos pembelajaran yang
menyesatkan.
1.3 Sistematika Penulisan
Berdasarkan Tujuan Penulisan diatas maka penulis menyusun sistematika penulisan makalah ini sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui ketujuh mitos
pembelajaran yang menyesatkan.
2.
Untuk mengetahui kaitan antara
ketujuh mitos pembelajaran yang menyesatkan dengan teori belajar.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Ketika
latihan membuahkan ketidak sempurnaan
Salah satu mitos yang paling dujunjung tinggi dalam dunia
pendidikan atau pelatihan adalah bahwa untuk mempelajari suatu keterampilan,
seseorang harus melatih hingga mampu melakukan nya tanpa berpikir. Ketika saya
bertanya kepada rekan-rekan yang peduli terhadap pendidikan tinggi,orang tua
orang tua anak-anak, atau para siswa itu nampak nya setuju dengan pendekatan
yang disebut kemampuan dasar. Ketika sedang belajar main bisbol, mengemudi,
atau mengajar, anjuran sama: latihlah kemampuan dasarnya hingga mahir.
KETERAMPILAN
YANG DI PELAJARI TERUS-MENERUS
Mempelajari
kemampuan-kemampuan dasar dengan cara menghafal dan tanpa berpikir hampir pasti
menghasilkan kemampuan yang rata-rata. Paling tidak, hal itu menggeser dari
usahanya memaksimal kan potensi diri sendiri untuk peforma yang lebih aktif dan
sebagainya yang akan di pelajari.
KEMAMPUAN-KEMAMPUAN
DASAR SIAPA?
Maksudnya kemampuan yang diturunkan
secara normatif. Biasa nya kemampuan ini tidak berguna sama sekali sama
beberapa orang-orang.jika di pelajari, kemampuan dasar itu tidak bermanfaat
bagi setiap orang untuk segala situasi. Jika di pelajari secara terus
menerus-menerus secara gegabah, kemampuan-kemampauan ini tampak nya tidak
divariasikan ketika variasi itu akan menguntungkan. Mungkin seseorang
mengatakan bahwa setiap orang ada kemampuan dasar tertentu, tetapi tidak ada
satu pun kemampuan dasar yang baku.
NILAI
KERAGUAN
Kunci
cara mengajar yang baru ini didasarkan atas pengahargaan terhadap dunia yang
kondisional atau bergantung pada konteks dan nilai keraguan. Mengajarkan
keterampilan dan fakta secara kondisional berbeda yang memungkinkan membutuhkan sedikit perbedaan dalam cara kita
menghadapi nya.
Keterkaitan
dengan teori belajar:
Dimana dalam teori ini seseorang
guru dan murid harus memiliki pikiran yang kritis terhadap pelajaran. tidak
hanya hanya terpaku pada konsep-konsep atau
materi pelajaran tetapi harus
berfikir secara kritis, logis dan Tepat pada pelajaran tersebut.
Contoh
nya: kita seorang guru melatih seorang murid hanya terfokus pelajaran secara serius, dimana dilakukan
secara terus menerus tapi dia hanya mengerti teori nya dan ia mampu mengerjakan
soal sama dengan teori , apa bila dia di beri soal yang berbeda, dengan teori
yang sama maka dia akan agak mengalami kebingungan
dalam mengerjakan soal itu, karena dia hanya terpokus pada teori tanpa berpikir
secara kritis.
2. Pengalihan
perhatian yang kreatif
Kita belajar secara diam dan berfokus hanya pada persoalan
yang ada. Ketika fokus kita terpacah, kita sebut hal itu teralihkan. Namun
sebagaimana di anjukan dalam hikayat Grimm bersaudara, ketika anak-anak atau orang dewasa teralihkan, mereka menaruh
perhatian pada sesuatu yang lain.
Walaupun demikian, kadang-kadang kita ingin menaruh
perhatian, tetapi mengalami kesulitan, seperti ketika kita mengalami kesulitan
pada sebuah buku. Kadang kita mengalami strez dan menginginkan pengalihan
perhatian.
Satu strategi yang lebih efektif
mungkin adalah memikirkan masalah dari persfektif yang berbeda. Dalam sebuah
penelitian yang saya adakan dengan bersama irving Janis dan John wolfer,
mengajari orang yang akan menjalani pembedahan besar untuk pengalaman rumah
sakit itu.
TEKA-TEKI PERHATIAN
Sebelum memutuskan bahwa kita atau
anak kita, mengalami kesulitan menaruh perhatian, amatlah menarik memikirkan
tentang situasi-situasi menaruh perhatian menjadi tidak masalah.
Sejak tahun 1898, wiliam james mencatat bahwa yang
diperhatikan tampak berubah bahkan ketika seseorang memperhatikan nya. Contoh
yang digunakannya ialah kesulitan yang kita hadapi takkala menatap sebuah jari.
Coba lah tatap jari anda tanpa mengadipkan mata. Amatlah sulit melakukan hal
itu dengan hal yang cukup lama. Cobalah berfokus pada sebuah lukisan. Jangan
biarkan mata anda terbelalak ketempat lain, arahkan hanya ketempat gambar itu.
Dalam kondisi yang paling baik sekalipun, berfokus pada sebuah objek dengan
cara ini cukup sulit. Para peneliti persepsi memberi tahu kami bahwa gambar itu
sungguh hilang dari pandangan.
MENINGKAT KAN KEBARUAN
Cara paling efektif untuk meningkatkan kemampuan ketika
dalam menaruh perhatian adalah mencari hal-hal baru dalam situasi stimulus,
pelajaran yang berguna untuk mangajar anak-anak kita, karena cara memungkinkan
mereka menjadi relatif tidak membutuhkan orang lain dari lingkunagan fisik nya
jika hal-hal baru (dan minat) ada dalam pemerhati, tidak menjadi masalah jika
seorang guru memberi materi yang lama yang sama dan meminta kita untuk
berkosentrasi.
Keterkaitan
dengann teori belajar:
Keterkaitan antara pengalihan perhatiaan yang kreatif dengan
mengatasi kejenuhan dalam belajar. Dengancara pengalihan perhatian yang kreatif
kita dapat mengatasi masalah kejenuhan yang terfokus hanya pada sebuah pelajaran dan membuat seseorang menjadi strez.
3. Mitos
kepuasan tertunda
Kerja dan belajar sering kali di lihat sebagai sesuatu yang
tidak menyenangkan sehingga kita menundanya selama mungkin. Banyak diantara
kita yang tidak akan pernah menyelesaikan tugas
jika bukan karena hal yang penting.
Mempelajari
anatomi dengan menghafal semua bagian tubuh sangatlah membosankan: tetapi
bagaimana bila itu adalah sebuah papan permainan atau teka-teki dengan menyusun
potongan-potongan gambar tempat kita bisa memasang atau membongkar yang kita
kenal.
Keterkaitan
disiplin belajar membuat mitos kepuasan tertunda, dimana bekerja terus tanpa
memikirkan bermain, dimana seseorang hanya berorientasi kedepan dengan serius
untuk mencapai kepuasan tertunda.
Mengubah
permainan menjadi sebuah pekerjaan, yang dimna permainan yang bersifat
menghasilkan uang, seperti permainan warnet seseorang bisa menghasilkan uang
tapi ia bisa juga bermain, tanpa berkosentrasi penuh terhadap pekerjaan nya.
Keterkaitan dengan teori belajar:
Keterkaitan disiplin belajar dengan
disiplin yang tertunda Dimana
belajar terus hanya berorientasi kedepan dengan serius untuk mencapai suatu
tujuan yang diproritaskan dalam hidup. Itu membuat seseorang akan menunda
kepuasan dalam segi bermain dll.
4. Apa-apa
bahaya menghafal
Menghafal adalah strategi untuk
menyerap materi yang tidak memiliki arti personal. Para siswa yang mampu
melakukannya sukses melewati sebagian besar ujian berkenaan dengan materi itu
dalam konteks baru, mereka mengalami masalah. Kerugian belajar dengan cara
menghafal” Menghafal informasi buku pelajaran untuk sekolah, informasi teknis
untuk kerja, atau informasi lainnya.
Pendidikan memberikan kepada siswa
paket informasi yang sebagian besar konteks. Bahkan ketika konteks tersedia,
cara informasi itu di presentasikan masih mendorong proses mindless. Paket
informasi yang tertutup diterima sebagai fakta.
Fakta-fakta di terima sebagai
kebenaran mutlak untuk di pelajari sebagai adanya, untuk di hapalkan, hanya
meninggalkan sedikit alasan untuk berfikir tentang fakta-fakta itu, Cuma
sedikit peluang informasi itu akan melahirkan pemikiran konseptual atau
diperkirakan kembali dalam suatu konteks baru. Kita bisa menghasilkan informasi
tertutup semacam itu sebagai sesuatu yang di pelajari terus-menerus.
Bahaya tingkat menghafal sudah
dilihatkan selama betahun-tahun.
1. Meningkatkan tingkat kebosanan siswa
sering terjadi pada sekolah-sekolah yang menekankan pada penghafalan dan
latihan-latihan
2. Sebagian guru berusaha menyediakan
bagi pengembangan pengetahuan lewat pemahaman yang fleksibel mengenai materi
belajar
3. Berbagi studi telah menegaskan bahwa
sains dapat di pelajari lebih baik lewat penelitian dan penemuan langsung
dibandingkan dengan penghafalan
4. Dalam bindang studi bahasa inggris,
mengajar untuk pemahaman berarti menekan proses menulis dan menggali literatur
alih-alih menghafal aturan-atuaran tata bahasa dan mengjarkan latih-latihan
5. Pemahaman dianjurkan dianjurkan
dalam bidang studi sejarah dengan menjadikan siswa sebagai sejarawan-sejarawan
muda.
6. Dengan-dengan metode yang lebih
efektif di bandingkan dengan cara penghafalan.
7. Begitu banyak siswa masih menderita
kerugian dengan cara belajar menghafal itu.
Keterkaitan
dengan teori belajar:
Keterkaitan yang dialami peserta
didik dengan bahaya menghapal. Menghapal
adalah strategi untuk menyerap materi yang tidak memiliki arti personal. Para
siswa mampu melakukan nya untuk sukses
melewati sebagian besar ujian
yang berkenaan dengan materi. Tetapi ketika mereka ingin memakai materi yang
ada mereka mengalami kebingungan dalam konteks yang berbeda. Contoh mereka
ditanya bagian artikel yang ditulis oleh” Rock dan Harris” lalu mereka ditanya
apakah mereka telah membaca karya haris, mereka katakan tidak . seandainya
mereka ditanya apakah kalian mengetahui karya “Rock dan Harris” mereka menjawab
ia.
Jadi menghapal merupkan kunci sukses bagi menjawab soal yang
orientasi materi saja, Tidak dengan hal
yang lain.
5.
Pandangan baru tentang lupa
TINGGAL DALAM KEKINIAN
Mempelajari sesuatu untuk pertama kalinya lebih muda dari
pada melupakan dan kemudian mempelajari nya secara berbeda.
Seperti fakta-fakta yang di ajarkan kepada kita ketika kita
masih belia. Mungkin kita memahami quark seandainya kita diajari bahwa elekton,
proton, dan nuotron adalah partikel yang paling kecil. Memahami kompleksitas
baru mungkin lebih muda jika kita tidak di bebani oleh informasi lama yang
dihafal tanpa berpikir.
Itiel Dror dan saya melakukan 3 eksperiment untuk menguji
pengetahuan pada kinerja kreatif.
1. Apakah jumlah pengetahuan yang
sedikit tentang suatu masalah memiliki
efek membatasi pada kemampuan menghasilkan gagasan orisinal.
2. Peneliti menelah kreatifitas menjadi
orisinilitas sebagai tujuan.
3. Dimana nilai kepatutan dan nilai
kegunaan dari gagasan yang dihasilkan.
Dalam
psikologi sosial, ada suatu fenomena terkenal yang disebut sleeper effect. Orang mendengar argumen-argumen persuasif dari
sumber-sumber yang bisa di percaya atau tidak kemudian diuji apakah sikap
mereka telah di pengaruhi oleh argument itu. Kredibilitas sumber tampak
penting.
Keterkaitan
pandangan baru tentang lupa.
Lupa adalah ketidak mampuan mengenal atau mengingat sesuatu yang pernah
di pelajari atau di alami dengan demikian, lupa bukanlah peristiwa hilang nya
informasi dan pengetahuan dari akal kita. Lupa dimana seseorang akan mencari
informasi tentang dia lupa, memperbarui dan menemukan kembali apa yang perlu
dia kita ketahui.
Kiat
untuk mengurangi lupa dengan cara meningkatkan daya ingat akal siswa. Banyak
kiat yang dicoba siswa dalam meningkatkan daya ingatan nya: antara lain menurut
Barlow (1985), reber (1988) dan anderson (1990) Sebagai berikut:
Over
learning.
Upaya belajar yang melebihi batas atas meteri pembelajaran
tertentu. Over learning terjadi apabila respons atau reaksi tertentu setelah
siswa melakukan pembelajaran atas respon tersebut dengan cara di luar
kebiasaan.
Extra study time
Upaya penambahan alokasi waktu belajar atau penambahkan
frekuensi aktifitas belajar. Penambahan alokasi waktu belajar meteri tertentu
belajar misalnya dari sekali sehari menjadi dua kali sehari.
Memonic device
Yaitu mengingat yakni mengingat hurup-hurup awal atau
istlah-istilah yang harus di ingat siswa. Pembuatan singkatan-singkatan
sehingga menarik dan memiliki kesan- kesan tersendiri.
Clustering
Mengelompok-ngelompokan atau
menata item- item materi menjadi
kelompok kecil yang dianggap lebih logis dalam arti memiliki signifikasi dan
lafal yang sama atau sangat mirip.
6.
Mindfulness dan kecerdasan
Pengertian
mengenai kecerdasan itu mungkin diselimuti oleh sebuah mitos: keyakinan bahwa
cerdas mengetahui apa yang ada diluar sana. Banyak teori kecerdasan berasumsi
bahwa ada realitas mutlak ada di luarsana, dan semakin cerdas seseorang,
semakin besar kesadaran nya akan realitas ini.
Sebuah pandangan alternatif, yang menjadi dasar penelitian
mindfulness, yaitu bahwa individu bisa selalu mendifinisikan relasi mereka
dengan lingkungannya dalam beberapa cara, yang pada inti nya menciptakan
realitas di luar sana.
Meskipun teori
kecerdasan terkini memberi penekanan pada beberapa jenis kecerdasan, masih ada
sebuah asumsi tentang realitas eksternal yang mutlak yang disingkap oleh
derajat yang lebih besar atau lebih kecil dengan dari kecerdasan yang beragam
ini.
TEORI-TEORI KECERDASAN ABAD ke-19
Pada tahun 1854, herman von helmholtz meneliti sebuah
fenomena yang mengherankan. Ketidak mampuan seseorang dalam memahami dua gambar
dengan warna yang berbeda secara secara langsung merepsepsi relasi diantara
gambar-gambar ini, mengapa kita membentuk konsepsi tentang hubungan itu?
Keterkaitan mindfulnes dan kecerdasan.
Dimana kecerdasan (intelegensi) seseorang, tidak hanya
memiliki kapasitas untuk belajar dan menyelesaikan masalah dalam konteks yang
kaya serta sehingga menciptakan karya ilmiah. Dimana keterkaitan bagi situasi
dan bidang masing-masing. Bagaimana kita mengaplikasikan dan bagaimana kita
melatih kecerdasan itu sendiri.
7.
Ilusi tentang jawaban yang benar
Terkait dengan hasil
Kecerdasan
sering kali dilihat sebagai kapasitas untuk mencapai hasil yang di inginkan.
Howard gardner, pendukung teori kecerdasan majemuk, mendiskripsikan kecerdasan
sebagai “ kemampuan( atau keterampilan) memecahkan masalah” mereka ini dan para
teoritis kecerdasan lainnya mengangap
bahwa tujuan proses pendidikan ialah untuk melengkapi siswa guna mencapai
hasil-hasil spesifik hasil yang di inginkan. Keinginan hasil bergantung pada
konteks. Hasil yang baik dalam satu konteks mungkin sangat tidak disenangi
dalam konteks lain.
Kapasitas
untuk mencapai hasil berbeda dari kemampuan untuk menjelajahi dunia dan
memahami pengalaman. Memecahkan soal matematika dengan cara didiktikan oleh
guru berbeda dari usaha menguji hipotesis sendiri. Guru yang menyuruh siswa
menyelesaikan soal dengan cara yang pasti, membatasi kemampuan untuk mengamati
lingkungan sekitar nya dan menguji gagasan-gagasan baru.
Fokus
pada keterampilan ini merupakan usaha untuk menyatukan konsep kecerdasan
tradisional sebagai kapasitas umum dengan pandangan yang lebih skeptis mengenai
kecerdasan sebagai produk dari keterampilan yang di peroleh secara sosial.
Meskipun demikian, kompromi semacam itu berorientasi pada hasil.
PELAKU PENGAMATAN DAN PERSFEKTIF
Kemampuan memprediksi telah dihubungakan dengan persepsi
terhadap kontrol personal.. membedakan antara dua tipe prediksi mungkin
dilakukan. Ketika para ahli membuat prediksi, mereka umum nya bersandar pada
pengamatan, dipilih berdasarkan kategori yang diyakini tetap stabil sepanjang
waktu.
Keterkaitan ilusi tentantang jawaban yang benar dengan teori
belajar.
Dimana pembeljaran itu memberikan pandangan yang berbeda
baik dari segi definisi para ahli, begitu pula dengan jawaban yang benar.
seseorang.
Memiliki pandangan yang berbeda sesuai dengan keahlian nya
pada bidang masing-masing jadi kita dapat menyimpulkan jawaban peserta didik
tidak dapat kita salahkan sepenuh nya. Karena dia memiliki pandangan yang
berbeda tentang hal tersebut.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dimana anggapan seseorang bahwa dia
belajar dengan sungguh-sungguh, selalu melatih dirinya dalam melakukan belajar,
hal itu dipatah kan oleh buku MINDFUL learning dalam membongkar 7 mitos
pembelajaran yang menyesatkan.
Karena pembelajaran yang dilakukan
selama ini oleh peserta didik itu mengalami kesalahan yang sangat yang patal.
a.
Ketika
latihan membuahkan ketidak sempurnaan. Dimana seorang peserata didik melakukan
penyerapan materi dengan cara melakukan latihan-latihan tapi tidak berpikir
secara kritis dan logis maka pengaplikasian nya tidak menjadi sempurna.
b.
Pengalihan
perhatian yang kreatif dimana seseorang peserta didik kadang tidak mengalihkan
perhatian nya secara kreatif pada bidang-bidang pembelajaran.
c.
Seseorang
peserta didik hanya berorientasi kedepan menjadikan belajar sebagai prioritas atau tujuan yang
harus dicapai
d.
Kadang
menghafal merupakan hal yang membuat seseorang mampu lolos dalam ujian dengan
sukses
e.
Lupa
adalah proses dimana kemampuan otak kita tidak dapat mencerna informasi
yang sudah kita dapat untuk di
aplikasikan. Kelebihan orang pelupa akan mencari informasi kembali dan yang
patut ia ingin dapatkan.
f.
Kecerdasan
seseorang itu berbeda tergantung individual masing-masing.
g.
Ilusi
jawaban yang benar terkait dengan proses pembelajaran dimana kita akan selalu
ragu akan hasil belajar walaupun kita sudah berusaha sekeras mungkin dalam
belajar.
3.2 Saran
Demikian yang dapat penulis paparkan
mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, Tentunya masih
banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan
kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca
yang budiman dapat memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis
demi sempurnanya makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan–kesempatan
berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para
pembaca yang budiman pada umumnya.
DAPTAR PUSTAKA
Saint-Exupery,
A. De. Thelitle prince, trans. Katherine woods
(New
york: harcout brace, 1943, 1971)
Langer,E,
minfulness(reading, MA: addison-wesley, 1989).
Higher stages of development bersama
charles alexander buku beliefs, attitudes and decision making bersama roger
schank. Tahun 1988
Aplikasi psikologi dari associaton
of applied and preventive psychology.
MAKALAH
PSIKOLOGI PENDIDIKAN
TENTANG:
Tujuh Mitos Pembelajaran
Yang Menyesatkan
Oleh
:
Nama: Erik Fahron Setiadi
Nim : 1306078
Universitas
Pegeri
Padang
Tahun
ajaran 2013
0 Response to "7 MITOS PEMBELAJARAN YANG MENYESATKAN (MAKALAH-BELAH BUKU)"
Post a Comment