CONTOH FENOMENA BRAIN DRAIN DI INDONESIA



ini adalah sambungan dari makalah sebelumnya, yaitu "Migrasi Internasional dan Brain Drain"

CONTOH FENOMENA BRAIN DRAIN DI INDONESIA
Fenomena brain drain adalah fenomena yang menakutkan bagi negara yang mempunyai sumber daya manusia berkualitas. Brain drain adalah perpindahan warga negara yang mempunyai keahlian tertentu ke negara lain. Perpindahan warga negara ini terjadi karena faktor tertentu seperti meningkatkan kualitas ilmu, ekonomi, ataupun karir.
Nah, berikut adalah beberapa contoh dari fenomena brain drain di Indonesia. Mereka adalah orang-orang yang berasal dari indonesia dan mempunyai keahlian tertentu, tetapi dengan alasan dan kondisi tertentu menetap di negara lain.

JJosaphat Tetuko Sri Sumantyo

 
Prof. Josaphat 'Josh' Tetuko Sri Sumantyo, Ph.D. lahir di Bandung, 25 Juni 1970, yang saat ini menjabat Full Professor di Center for Environmental Remote Sensing, Universitas Chiba. Beliau adalah salah satu pemegang paten antena mikrostrip yang dapat digunakan untuk berkomunikasi langsung dengan satelit, Penemu circularly polarized synthetic aperture untuk pesawat tanpa awak dan small satellte, serta radar peramal cuaca 3 dimensi. Hasil karyanya telah dinikmati oleh kalangan Universitas, Lembaga Penelitian, Pemerintah Daerah hingga militer di Indonesia dan luar negeri untuk monitoring lingkungan dan bencana.

2.     
Ken Kawa Soetanto

Prof. Dr. Ken Kawan Soetanto alias Chen Wen Quan lahir di Surabaya tahun 1951. Beliau  adalah seorang profesor di School of International Liberal Studies (SILS) dan mantan Dekan Urusan Internasional Divisi Waseda University, dimana ia juga Direktur Klinik Pendidikan dan Science Research Institute (CLEDSI). Sejak tahun 2005 ia juga menjadi profesor di Venice International University, Italia. Sebelumnya menjabat posisi fakultas di Amerika Serikat pada Universitas Drexel dan di Fakultas Kedokteran Universitas Thomas Jefferson.
Dr Soetanto adalah pakar yang memegang empat gelar doktor dalam disiplin ilmu yang terpisah (Rekayasa, Kedokteran, Farmasi Sains dan Pendidikan), dan penelitian pada latar belakang yaitu bidang interdisipliner dari bidang kempat ini. Ia telah mempublikasikan secara luas di beberapa bidang, terutama psikologi, pendidikan, pedagogi, mekanisme motivasi, obat-obatan, DDS, pengukuran dan peralatan, serta rekayasa biomedis
Ken Soetanto memiliki 26 paten di Jepang dan 2 paten di Amerika Serikat atas penemuannya di bidang farmasi, elektronika dan juga ilmu kedokteran. Salah satu patennya yang paling terkenal di Jepang adalah obat yang mampu menelusuri sistem jaringan pembuluh darah yang dapat mencari sel-sel kanker dan kemudian melumpuhkannya.
Obat tersebut ia namakan 'The Nano-Micro Bubble Contrast Agent'. Pemerintah Jepang sendiri bahkan memberiia penghormatan yang tinggi kepada Ken Soetanto atas kontribusinya dalam pengembangan ilmu pengetahuan di Jepang melalui departemen The New Energy and Industrial Technology Development Organization


3.      Nelson Tansu
Prof. Nelson Tansu, Ph.D dilahirkan di Medan, Sumatera Utara, tanggal 20 Oktober 1977. Dia Ia adalah lulusan terbaik SMU Sutomo 1 Medan pada tahun 1995 dan juga menjadi finalis Tim Olimpiade Fisika Indonesia (TOFI). Saat ini Prof. Nelson menjadi profesor di universitas ternama Amerika, Lehigh University, Pensilvania dan mengajar para mahasiswa di tingkat master (S-2), doktor (S-3) dan post doctoral Departemen Teknik Elektro dan Komputer. Lebih dari 84 hasil riset maupun karya tulisnya telah dipublikasikan di berbagai konferensi dan jurnal ilmiah internasional. Ia juga sering diundang menjadi pembicara utama di berbagai seminar, konferensi dan pertemuan intelektual, baik di berbagai kota di AS dan luar AS seperti Kanada, Eropa dan Asia. Prof Nelson telah memperoleh 11 penghargaan dan tiga hak paten atas penemuan risetnya. Ada tiga penemuan ilmiahnya yang telah dipatenkan di AS, yakni bidang semiconductor nanostructure optoelectronics devices dan high power semiconductor lasers.
Walaupun saat ini tinggal di Amerika Serikat dan masih menggunakan passport Indonesia, Prof. Nelson berjanji kembali ke Indonesia jika Pemerintah Indonesia sangat membutuhkannya

4.      Muhammad Arief Budiman
Muhammad Arief Budiman lahir di Yogyakarta, 28 September 1970. Adalah seorang ilmuwan senior di Orion Genomics, perusahaan bio teknologi di St. Louis. Beliau telah bekerja di perusahaan ini sejak lulus program pasca doctoral dari Clemson University Genomics Institute tahun 1999.
Sembilan tahun di Orion Genetics, ia telah sudah membuat delapan teknologi untuk menangani sel kanker manusia: satu sudah diganjar paten, tujuh sedang menunggu persetujuan dari kantor paten Amerika Serikat. Temuan pertama yang sudah dipatenkan adalah alat untuk menemukan biomarka (penanda molekuler) pada penyakit kanker. Tujuh temuan lainnya yang sudah dimasukkan ke kantor paten untuk mendapat pengesahan masih berhubungan dengan teknologi pemindai kanker. Masing-masing pemindai gen untuk kanker payudara, kanker ovarian, kanker hati, kanker kolon, kanker paru-paru, kanker melanoma, kanker kandung kemih, kanker ginjal, dan kanker endometrial. Daya deteksi alat-alat itu terhadap sel kanker bisa diandalkan. Sekadar contoh, pengendus kanker payudaranya memiliki sensitivitas di atas 90 persen. Dengan akurasi setajam itu, kalangan kedokteran menilai, temuan-temuan tersebut akan merupakan arsenal penting dalam peperangan melawan kanker penyakit pembunuh nomor wahid di dunia.
Arief mengembangkan teknologi untuk mengaplikasikan gugus metil pada pembacaan gen tanaman. Yaitu penapis metil (methyl filtration). Penyaring metil ini berfungsi menapis DNA sampah di dalam gen sebuah tanaman, yang jumlahnya sekitar 50 persen dari seluruh gen dalam tanaman itu, dengan mendeteksi gugus metilnya. BAC (bacterial artificial chromosome), yang menjadi bahan desertasinya di Texas A&M Technology, adalah tonggak pertama dia dalam bidang genetika di Amerika. Berkat daya gunanya, BAC kemudian menjadi mesin utama dalam proyek raksasa bertajuk “International Rice Genome Sequencing Project”. Proyek yang dipimpin Jepang ini bekerja sama dengan laboratorium genome di Amerika Serikat, China, Prancis, Taiwan, India, Korsel, Brasil dan Inggris.


5.      Khoirul Anwar
 
Dr. Eng. Khoirul Anwar lahir di Kediri tahun 1978. beliau bekerja sebagai asisten profesor di School of Information, Science Japan Advanced Institute of Science and Technology (JAIST), kemudian mengklarifikasi kabar tersebut. Memang ia berkontribusi dalam pengembangan teknologi 4G LTE namun bukan secara keseluruhan Ia dikenal sebagai pemilik paten teknologi broadband yang menjadi standard internasional ITU, baik untuk sistem teresterial (di bumi) maupun satelit (di luar angkasa).

6.      Johny Setiawan
 
Johny Setiawan lahir 16 Agustus 1974, Johny Setiawan dibesarkan di wilayah Johar Baru, dan sejak kecil sudah memiliki keingintahuan yang tinggi mengenai bidang astronomi. Ia menyelesaikan sekolah jenjang menengahnya di Marsudirini, Matraman, Jakarta Timur.
Ia hijrah ke Jerman sejak tahun 1992 untuk melanjutkan kuliah dan menamatkan pendidikan pra-universitasnya (Studienkolleg) di kota Heidelberg tahun 1993. Setelah itu, ia kuliah fisika di Universitas Freiburg tahun 1993 dan menyelesaikannya pada tahun 1999 dengan gelar Diplom Physiker (setara S2/Master).
Skripsi yang ditulis untuk program S2-nya adalah tentang speckle interferometry. Dan ia melanjutkan program doktoral dan meneruskan penelitiannya di astrofisika, yang berhasil diselesaikan tahun 2003 pada usia 28 tahun dengan gelar Doktor rerum naturalium (Dr. rer. nat.). Tesisnya yang bertemakan pencarian planet di luar tata surya (extrasolar planets) mendapat nilai summa cum laude. Pada tahun itu juga, Johny Setiawan mempublikasikan penemuan planetnya yang pertama, HD 47536 di jurnal Astronomy & Astrophysics.
Johny Setiawan bekerja di Institut Kiepenheuer untuk Fisika Solar di Freiburg dan juga di Observatorium Selatan Eropa di Garching/Munich dan di Cili. Setelah menyelesaikan program doktornya, Johny Setiawan melanjutkan risetnya di Institut Max Planck untuk Astronomi. Bersama timnya Johny Setiawan melakukan pengamatan bertahun-tahun di observatorium milik ESO di Chile, menganalisis data hingga berhasil mempublikasikan penemuan-penemuan di jurnal-jurnal internasional. Penemuan-penemuan planetnya pernah dipublikasikan di jurnal kelas tertinggi dunia seperti Nature (2008) dan Science (2010).
Tidak cukup dengan pengetahuan di bidang astronomi, ia kemudian kuliah di bidang hukum dan ekonomi di Universitas Mannheim (2009 - 2011). Ia pernah menjabat sebagai wakil ketua Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I-4) periode 2009 - 2011 dan selanjutnya duduk dalam dewan penasihat. Selanjutnya Dr. Johny Setiawan dipercaya sebagai Direktur Eksekutif Luar Negeri I-4 (2013 - 2015), di mana ia melakukan kerja sama intensif dengan Indonesia Diaspora Network. Akhir tahun 2015, Dr. rer. nat. Johny Setiawan terpilih sebagai Ketua Umum Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional dan bercita-cita untuk menjadikan organisasi ini sebagai Duta Ilmuwan Indonesia di dunia.


7.      Anggun Cipta Sami
 
Anggun Cipta Sasmi, seorang penyanyi dan pencipta lagu berkulit sawo matang ini merupakan salah seorang artis yang memutuskan untuk berpindah kewarganegaraan. Anggun pindah kewarganegaraan menjadi warga negara Prancis setelah menikah dan mengikuti jejak suaminya, Cyril Montana.
Walaupun karirnya di Indonesia terbilang mumpuni sebagai penyanyi rock, tetapi pada tahun 1994, Anggun memilih untuk meninggalkan Indonesia dan mewujudkan impiannya menjadi penyanyi internasional. Anggun mengaku punya alasan khusus mengapa dirinya memilih menjadi warga negara Prancis ketimbang Indonesia.
"Prancis ini identitas yang baru, sudah 14 tahun punya paspor Prancis. Hanya untuk berikan identitas pergi ke manapun, waktu dulu pakai paspor Indonesia agak sulit pergi ke mana-mana," ungkap Anggun di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Pindah kewarganegaraan tentu bukan hal mudah bagi Anggun saat itu. Dalam sebuah wawancara, Bens Leo mengungkapkan bila ibu satu anak ini sempat berurai air mata saat membuat keputusan besar tersebut.
"Saya sempat tanya ke Anggun soal pindah warga negara. Sambil meneteskan air mata, dia bilang terpaksa mengganti kewarganegaraan Perancis," aku Bens ditemui di MNC Tower, Jakarta Pusat, Kamis (10/12).
 Air mata dan pengorbanan Anggun tak sia-sia. Terbukti, ia berhasil dikenal oleh dunia. Bahkan single Snow On The Sahara mengantarkannya melaju di tangga musik Billboard.
 Meski bukan lagi orang Indonesia, Anggun tetap mencintai negara di mana ia pernah tumbuh besar. Bahkan dalam caranya bermusik, ia tak melupakan unsur etnik yang kental.
 "Meski menangis pindah menjadi warga asing, Anggun bilang hatinya tetap merah putih," pungkas pemerhati musik ternama ini.

8.      Mia Audina
 
Mia Audina Tjiptawan adalah salah satu mantan pemain bulu tangkis Indonesia. Setelah menikah dengan Tylio Arlo Lobman, Mia akhirnya memutuskan berpindah haluan menjadi Warga Negara Belanda. Mia tetap bermain bulu tangkis, tetapi yang dibelanya adalah nama negara Belanda.
Nama Mia sempat harum di Tanah Air setelah memperkuat Tim Piala Uber Indonesia. Saat itu Mia masih berumur 14 tahun dan menjadi anggota Tim Piala Uber termuda sepanjang sejarah bulu tangkis, sehingga hal itu menyebabkan Mia mendapat julukan "Si Anak Ajaib".
Julukan ini pun pantas disematkan kepada Mia. Buktinya, wanita kelahiran Jakarta itu berhasil memberikan piala bagi Indonesia saat menjuarai Piala Uber 1994 dan 1996. Tapi, torehannya jauh lebih berkilap setelah menjadi warga negara Belanda.
 Masa keemasan pun mendatangi Mia ketika merebut medali perak Olimpiade Athena 2004 bagi kontingen Belanda. Dalam suatu kesempatan, Mia mengatakan kesuksesan yang diraihnya adalah buah dari kerja kerasnya selama ini.

"Prestasi tak ada datang dengan sendirinya, melainkan buah dari kerja keras yang Anda lakukan sebelumnya," ungkap Mia
Tak hanya kiprah cemerlangnya di Olimpiade Athena 2004, Mia mampu mencatat prestasi memukau bersama Negeri Kincir Angin, di antaranya ketika melakoni Swiss Open 2002. Pada debut laganya di turnamen itu, dia langsung bertengger di podium utama kategori tunggal putri. Lalu, prestasi juga ditorehkan Mia dalam ajang Jepang Open (2004), Jerman Open (2005),dan Belanda Open (2005).

9.      Daniel Sahuleka
 
Daniel Sahuleka adalah seorang penyanyi beraliran jazz berkewarganegaraan Belanda yang memiliki darah keturunan Ambon. Musisi berdarah campuran Maluku, Sunda, serta Cina ini lahir di Semarang, 6 Desember 1950.
Daniel memulai debut di dunia tarik suara di Eropa pada 1977 dengan single pertama, You Make My World So Colorful. Beberapa lagunya yang terkenal di Indonesia, seperti 'You Make My World So Colorful' yang muncul pada akhir 1970-an sebagai salah satu lagu dalam album Daniel Sahuleka (1976) dan 'Don't Sleep Away The Night' yang merupakan singel album dengan judul yang sama pada tahun 1981.
Pada awal kariernya sebagai penyanyi rekaman, Daniel bernaung di bawah Polydor (Belanda). Dirinya terus eksis dan terlibat dalam sejumlah festival jazz dunia. Dan pada 2004 kembali merilis album baru berisi lagu yang kuat diwarnai oleh nada dari tanah leluhurnya, Maluku.

10.  The Tielman Brother
 
The Tielman Brothers adalah band rock and roll legendaris meraih ketenaran di Belanda. Mereka memasuki blantika musik internasional pada 1950-an. Grup ini diawaki Reggy Tielman, Ponthon Tielman, Andy Tielman, Loulou Tielman, dan adik mereka, Jane Tielman.
 Kelompok ini memulai karier setelah perang kemerdekaan Indonesia sebagai Timor Rhythm Brothers. Mereka telah mewarisi bakat musik dari sang ayah, Herman, prajurit KNIL berpangkat kapten.
 Mereka pertama kali main di pesta-pesta pribadi dan untuk tentara Belanda ditugaskan di Indonesia selama Perang Kemerdekaan, 1946-1949. Sehabis itu, popularitas mereka meroket sampai akhirnya mendapat kesempatan berharga menggelar sebuah pertunjukan pribadi untuk Presiden Soekarno di salah satu istananya.
 Bagi kebanyakan warga Euraia (Indo dalam istilah Hindia Belanda), seperti Tielman bersaudara, memiliki ayah warga Indonesia dan ibu keturunan Jerman, hidup di Indonesia menjadi makin tidak menentu dan berbahaya. Khususnya ketika Belanda dan Indonesia terlibat konflik Papau pada 1957.
 Tielman bersaudara termasuk 300 ribu warga Indo pindah ke Belanda dan menetap di Kota Breda dengan minim perabotan. Saat masih anak-anak, mereka kerap menyetel lagu klasik dari grup The Everly Brothers berjudul Bye Bye Love di sebuah toko musik lokal. Pemiliknya setuju menjual kepada mereka satu set instrumen lengkap kelas atas dengan cara dicicil.
 Andy Tielman pada gitar dan vokal menjadi pemimpin grup band itu. Mereka akhirnya mulai menjalani periode kesuksesan tur sampai merekam lagu mereka sendiri. Pada 1958, band sekarang dikenal sebagai The Four Tielman Brothers merilis rekaman pertama berjudul Rock Little Baby of Mine.
 Mereka meraih sukses di Jerman di mana mereka mulai bermain di beberapa klub malam, terutama di kota-kota dengan markas tentara Amerika Serikat. Mereka juga menarik banyak penonton setiap kali tampil. Namun sayang, nama The Tielman Brothers di Indonesia hingga kini masih menjadi nama asing. The Tielman Brothers sudah terkenal di Eropa jauh sebelum The Beatles dan The Rolling Stones muncul

11.  Kristania Virginia
 
Kristania Virginia Besouw, Miss Indonesia 2006 asal Manado ini telah pindah kewarganegaraan menjadi warga negara Amerika Serikat. Bahkan Kristania telah bergabung dengan US Army. Setelah bergabung menjadi tentara Amerika Serikat, Miss Indonesia 2006 Kristania Virginia Besouw disibukkan dengan berbagai kegiatan kemiliteran. Itu terlihat dari beberapa foto yang diunggah dalam akun Facebook miliknya.
 Atas prestasinya bisa lolos menjadi anggota tentara Amerika, Kristy banyak diberitakan oleh media lokal Manado. Mereka bangga Nona Manado 2004 itu menjadi satu-satunya wanita asal Indonesia yang menjadi US Army. Kristy juga mengunggah beberapa foto koran lokal yang memberitakannya itu.
 Tak hanya warga Manado yang bangga atas prestasi itu, Kristy sendiri mengaku bangga menjadi bagian dari Amerika Serikat. Namun, kebanggaannya tersebut tidak melupakan dari mana dia berasal.
 "I'm a proud American now, but deep inside I am still 100% Manadonese. Never forget where you came from. Saya bangga dengan Amerika sekarang, tapi jauh didalam lubuk hati saya masih 100% orang Manado (Indonesia). Tak akan pernah melupakan dari mana berasal," tulis Kristy di akun Facebooknya, seperti dikutip merdeka.com Senin (16/3).
 Dia mulai bekerja sebagai tentara Amerika Serikat sejak 28 Oktober 2014. Hal itu dia tuliskan dalam statusnya di media sosial Facebook.
 "Bekerja di U.S Army 28 Oktober 2014 hingga sekarang," tulisnya, seperti dikutip merdeka.com Senin (16/3).
 Selain itu, Kristy pun tampak mengunggah beberapa foto koran lokal Manado yang memberitakan dirinya menjadi tentara Amerika. Bahkan dalam koran tersebut ada pernyataan dari Kapuspen TNI bahwa dia bukan lagi warga negara Indonesia.

0 Response to "CONTOH FENOMENA BRAIN DRAIN DI INDONESIA"

Post a Comment

Traffic Control